Note [150] Proses berpikir akan melibatkan seluruh tubuh dan lingkungan sekitar

Buku berjudul The Extended Mind, The Power of Thinking Outside the Brain karya Annie Murphy Paul akan membuka wawasan kita bahwa proses berfikir tidak secara eksklusif hanya dibatasi oleh otak saja.

Kita akan memungut unsur dari luar kepala (otak) dan menariknya untuk terlibat ke dalam proses berpikir. Aktifitas mental ini memungkinkan kita akan mampu berpikir dengan cara yang tidak dapat diatur hanya oleh otak kita saja.

Fenomena ini disebut pikiran yang diperluas (extended mind).

Menurut buku ini, faktor yang terlibat di dalam proses berpikir bisa diurai menjadi beberapa unsur:

  1. Otak
  2. Aktifitas tubuh (jalan kaki, olahraga, dsb)
  3. Lingkungan di dalam bangunan (interior)
  4. Lingkungan di luar bangunan (alam)
  5. Lingkungan sosial (teman, kolega, guru, dsb.)

Kita biasa menganggap bahwa pikiran dan tubuh sebagai dua buah entitas yang terpisah. Namun sebetulnya proses berpikir merupakan pengalaman yang melibatkan seluruh tubuh.

Gerakan yang dilakukan anggota tubuh akan memengaruhi cara kita berpikir. Berjalan kaki, berolahraga, dan aktifitas fisik lainnya akan meningkatkan proses berpikir dengan cara yang tidak akan terjadi manakala kita hanya duduk saja.

Umumnya kita akan membandingkan otak dengan komputer, tetapi ini merupakan sebuah analogi yang sangat keliru. Sebuah laptop bisa beroperasi dengan cara yang sama, apakah itu di atas meja kantor atau di bangku taman.

Namun otak manusia tidak seperti itu. Ia sangat peka terhadap konteks. Misalnya, salah satu tempat paling subur untuk berpikir bisa jadi akan diperoleh di alam terbuka.

Kita juga dapat dengan sengaja mengatur interior ruangan yang kita tempati dengan cara yang akan memperluas pemikiran kita. Penelitian menunjukkan bahwa sangat penting bagi kita untuk merasakan kontrol dan kepemilikan atas ruang tempat kita belajar atau bekerja.

Seringkali kita berasumsi bahwa pemikiran yang serius akan dicapai bila dilakukan dengan menyepi sendirian. Namun nyatanya manusia akan mampu berpikir paling baik saat ia berinteraksi dengan orang lain.

Kegiatan seperti berdiskusi dan mengajar akan mengaktifkan proses mental yang tidak bisa dicapai manakala kita sedang sendirian.

Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, kita sebenarnya melibatkan pikiran kelompok yang merupakan suat entitas kolektif yang lebih cerdas dibandingkan masing-masing anggotanya berpikir sendiri-sendiri.

Ketika kita dengan sengaja mengembangkan kapasitas berpikir yang telah diperluas (extended mind) ini, sebuah kemungkinan dunia baru akan terbuka. Kita akan mendapatkan akses ke cadangan intuisi, memori, perhatian, dan motivasi yang tidak akan tersedia tatkala proses berpikir secara eksklusif hanya mengandalkan otak kita sendiri saja.

Unsur-unsur di luar diri kita dapat berperan secara efektif sebagai perpanjangan mental (mental extension) yang memungkinkan kita mampu berpikir dengan cara yang tidak dapat diatur secara eksklusif oleh otak kita sendiri.

Karena itu tidak mengherankan kalau sekarang terjadi kecenderungan yang akan mempertemukan para ahli di berbagai bidang ilmu untuk mengatasi suatu permasalahan. Seperti yang kini terjadi di data science.

Kumpulan para ahli itu akan menyodorkan berbagai alternatif kerangka berpikir untuk memahami dan memecahkan permasalahan yang ada. Ini tidak akan terjadi bila proses berpikir seseorang secara eksklusif hanya mengandalkan otaknya sendiri saja.

Selain otak kita, rangkuman isi buku ini menuturkan bahwa seluruh bagian tubuh kita beserta lingkungan di sekitar kita (fisik dan sosial) akan turut serta memberikan andilnya ke dalam diri kita ketika proses berpikir sedang berlangsung.

Referensi:
https://nextbigideaclub.com/magazine/extended-mind-power-thinking-outside-brain-bookbite/28154/

Categories: Tags:

Leave a comment