πŸ„½πŸ„ΎπŸ…ƒπŸ„΄ [182] Blockchain dan Cryptocurrency

Peran penting blockchains akan setara dengan internet di dalam penentuan mekanisme pengelolaan bisnis di masa depan, MIT Sloan Management Review, September, 2018.

Apa perbedaan antara blockchain dengan cryptocurrency (Bitcoin, Ethereum, Binance coin, Litecoin dsb)?

Cryptocurrency tidak lain merupakan uang digital (digital money), sedangkan blockchain merupakan teknologi yang ada di balik cryptocurrency.

Blockchain sebagai teknologi bisa pula dimanfaatkan untuk berbagai keperluan bisnis lainnya, tidak hanya untuk pembikinan cryptocurrency saja.

Blockchain memuat daftar catatan (yang disebut blok) yang akan terus bertambah. Masing-masing blok ini akan saling ditautkan dan dijaga keamanannya dengan penggunaan kriptografi.

Blockchains berperan sebagai alat perekam transaksi antara satu pihak dengan pihak lain yang terdistribusikan oleh ribuan komputer dengan induk server yang berbeda-beda.

Rekaman transaksi ini akan sangat sulit untuk bisa diubah-ubah oleh seseorang yang tidak berwenang karena sifat desentralisasi server ini.

Rekaman transaksi yang terdistribusi ini secara konsensus akan diterima oleh setiap peserta yang ada di dalam jaringan. Ada persyaratannya agar konsensus ini bisa tercapai.

Bitcoin merupakan contoh blockchain yang dirancang dengan aman dan merupakan contoh sistem komputasi terdistribusi dengan nilai yang tinggi untuk Byzantine fault tolerance (BFT).

Nilai BFT yang tinggi bisa diartikan bahwa konsensus terdesentralisasi (decentralized consensus) telah tercapai pada Bitcoin.

Istilah decentralized consensus mengacu pada seperangkat prinsip dan teknik yang memungkinkan peserta di jaringan terdistribusi untuk mencapai kesepakatan bersama atas dokumen atau database yang dibagikan.

Pencapaian decentralized consensus pada Bitcoin menunjukkan bahwa semua catatan transaksi antar berbagai pihak bisa dipercaya.

Bila decentralized consensus ini tidak tercapai maka Bitcoin tidak bisa dipercaya.

Nilai BFT untuk Bitcoin sebesar 49.5%, sedangkan untuk Ethereum sebesar 46%.

Ini artinya bila ada seseorang yang memiliki minimal 50% dari seluruh Bitcoin maka decentralized consensus mungkin tidak akan tercapai.

Semua transaksi dan pergerakan cryptocurrency tercatat di blockchain.

Setiap blok biasanya berisi suatu hash pointer sebagai link ke blok sebelumnya. Setiap blok juga akan berisi timestamping dan data transaksi.

Cryptocurrency menggunakan berbagai skema timestamping untuk pembuktian validitas transaksi yang ditambahkan ke blockchain tanpa memerlukan pihak ketiga (bank sentral).

Gagasan tentang protokol digital yang dirancang untuk memfasilitasi, memverifikasi, atau menegakkan ketentuan perjanjian tanpa memerlukan pihak ketiga diberi istilah smart contract yang diperkenalkan oleh Nick Szabo pada tahun 1994.

Upaya menepati janji sambil menghormati janji pihak lain merupakan titik tolak bagi smart contract. Kontrak digital ini diimplementasikan dalam jaringan komputer melalui teknologi blockchain.

Yang membuat teknologi blockchain benar-benar menarik dan akan memengaruhi cara kerja berbagai sektor industri bersumber pada perwujudan gagasan smart contract untuk komputasi terdesentralisasi.

Algoritma smart contract inilah yang menjadi acuan untuk pembentukan cryptocurrency.

Vyper merupakan salah satu software aplikasi yang sangat Phytonic untuk pembikinan smart contract yang digunakan untuk Ethereum Virtual Machine (EVM).

Sebagai ringkasan, inti dari teknologi blockchain terletak pada upaya pencapaian decentralized concensus sedangkan inti dari cryptocurrency terletak pada upaya penerapan smart contract dengan teknologi blockchain.

Referensi:
https://cryptomode.com/cryptocurrency-vs-blockchain-whats-the-difference/

Categories: Tags:

Leave a comment