πŸ„½πŸ„ΎπŸ…ƒπŸ„΄ [173] Hubungan antara pencitraan diri dan organ tubuh internal

Penelitian yang baru telah menemukan hubungan yang kuat antara otak dan organ tubuh internal (jantung dan usus) yang terkait dengan perasaan seseorang tentang penampilan dirinya.

Sinyal dari jantung dan usus seseorang diproses pada tingkat bawah sadar oleh saraf otak dan sistem saraf menafsirkan sinyal-sinyal ini sebagai informasi tentang kondisi organ tubuh internalnya.

Misalnya, respons saraf otak yang lemah terhadap sinyal yang dikirim oleh usus dan jantung akan dikaitkan dengan sifat pemalu untuk menampilkan diri dan masalah kegemukan.

Ini penelitian yang pertama kali menyelidiki dan mengidentifikasi hubungan antara pencitraan diri seseorang dengan pemrosesan sinyal saraf otaknya yang terjadi secara tidak sadar.

Hasil penelitian ini dapat memiliki implikasi terapeutik bagi orang yang menderita masalah pencitraan terhadap tubuhnya sendiri. Misalnya, dengan mengusahakan agar sinyal bawah sadar ini mampu diangkat ke permukaan untuk disadari oleh pasien melalui penyuluhan (counseling).

Penelitian ini dilakukan oleh tim psikolog dan ahli saraf di Anglia Ruskin University (ARU).

Hasil penelitian pada pasien neurologis ini akan menjelaskan bagaimana otak yang sehat akan memunculkan pencitraan diri dan apa yang akan terjadi manakala konstruksi itu untuk sementara menjadi ‘salah’ dan akan memunculkan pencintraan diri yang negatif.

Kekuatan hubungan antara usus dan otak dapat diukur dengan merekam aktivitas listrik di kedua tempat itu pada waktu yang bersamaan. Tim peneliti juga mengukur respons otak terhadap detak jantung.

Mereka menemukan bahwa ketika otak seseorang kurang responsif terhadap sinyal dari organ tubuh internal, ia akan cenderung memiliki pandangan yang negatif tentang penampilan tubuhnya sendiri.

Kemungkinannya tatkala otak memiliki koneksi yang lemah ke tubuh internal, otak sedang beralih memberikan perhatian pada tubuh eksternal. Dengan demikian penampilan diri akan dihayati sebagai bagian yang sangat penting untuk menilai dirinya.

Penelitian ini dapat memberikan arah untuk pemecahan masalah bagi mereka yang mengalami pencitraan tubuhnya secara negatif yang berdampak serius bagi kehidupannya bermasyarakat.

Pengukuran sinyal usus dan jantung yang digunakan dalam penelitian tersebut berpotensi akan dapat dijadikan biomarker untuk membantu tim medis ketika memberikan terapi kepada pasien.

Ini bisa ditempuh dengan pengidentifikasian kemunculan citra tubuh yang negatif dan kondisi yang terkait dengan itu.

Pengamatan lebih lanjut dapat dilaksanakan sampai ke bagian klinis karena mungkin saja respons otak terhadap sinyal yang dikirim oleh usus akan mengindikasikan kecenderungan gangguan pencernaan makanan.

Melalui pelatihan bisa diusahakan agar pasien menjadi lebih sadar akan sensasi internal yang dialaminya. Ini akan membantu pasien agar sinyal bawah sadar yang terjadi akan mampu diresponnya.

Tim masih perlu memahami mengapa otak seseorang lebih baik dari otak orang lain dalam mendeteksi sinyal internal ini. Diharapkan informasi tentang perbedaan koneksi antara otak dan organ tubuh internal ini bisa diperoleh semakin lengkap di penelitian berikutnya.

Penelitian ini sudah dipublikasikan di jurnal Cortex dengan judul makalah Weaker implicit intereception is associated with more negative body image: Evidence from gastric-alpha phase amplitude coupling and the heartbeat evoked potential.

Referensi:
https://neurosciencenews.com/gut-brain-body-perception-19252/

Categories: Tags: ,

Leave a comment