Note [134] Alan Turing sebagai pelopor kelahiran abad komputer

Alan Turing seorang matematikawan Inggris pada tahun 1936 menerbitkan sebuah makalah yang kelak menjadi dasar bagi arah pengembangan ilmu komputer. Makalah itu ditulis sewaktu beliau menempuh program PhD.

Makalahnya berjudul On Computable Numbers, with an application to the Entscheidungsproblem. Istilah Entscheidungsproblem itu maksudnya decision problem.

Di dalam makalah itu Turing mendefinisikan mesin teoritis (abstrak), yang kelak disebut sebagai Turing Machine (Mesin Turing). Mesin ini merupakan model komputasi matematis yang dapat menyimpan dan memanggil kembali urutan simbol.

Terlepas dari kesederhanaan model, Mesin Turing mampu mensimulasikan (menirukan) logika sebuah algoritma apapun.

Saat Perang Dunia II, Inggris sangat membutuhkan ahli matematika untuk memecahkan sandi Enigma Angkatan Laut Jerman. Nazi telah membuat sandi Enigma semakin lama semakin rumit.

Pada kesempatan ini Alan Turing dan kawan-kawannya sangat berperan. Beliau merancang mesin elektromekanis, yang disebut Bombe, yang dapat melakukan permutasi untuk membaca semua lalu lalang sandi Enigma Jerman yang melintas setiap hari. Kemampuan mesin ini akan mempercepat kekalahan pihak Nazi Jerman.

Kelak di masa damai setelah selesai Perang dunia II, Eisenhower sebagai presiden Amerika Serikat (1953-1961) mengatakan bahwa kontribusi Alan Turing dan anggota tim lainnya di dalam pemecahan sandi rahasia Enigma telah mampu memperpendek perang hingga dua tahun dari yang seharusnya.

Bila Perang Dunia II masih berlangsung dua tahun lagi maka jutaan nyawa manusia akan jatuh lagi sebagai korban. Itu artinya Turing dan kawan-kawannya telah menyelamatkan jutaan nyawa manusia yang akan menjadi korban perang. Ahli komputer telah menyelamatkan jutaan nyawa manusia.

Warisan Turing belum lengkap. Beliau mempunyai gagasan bahwa komputer kelak akan menjadi begitu kuat sehingga mereka akan mampu berpikir. Dia membayangkan, suatu saat mesin cerdas artificial intelligence (AI) akan menjadi kenyataan.

Tapi bagaimana kita akan tahu jika sebuah mesin sudah cerdas?

Untuk menjawab ini, pada tahun 1950 sewaktu bekerja di University of Manchester, Alan Turing merancang Turing Test (Tes Turing) di makalahnya yang berjudul Computing machinery and intelligence.

Ini tes untuk melihat kemampuan mesin apakah kecerdasannya sudah setara dengan kecerdasan manusia.

Caranya, misalkan sebuah komputer dan seseorang ditempatkan di ruang terpisah dan terisolasi namun masih terhubung untuk melakukan percakapan secara tertulis. Sementara itu di tempat lainnya, hasil percakapan tertulis itu dapat disaksikan hanya melalui layar monitor oleh orang-orang yang berperan sebagai evaluator.

Bila para evaluator yang menyaksikan percakapan tertulis itu tidak bisa membedakan dengan handal pihak mana yang komputer, pihak mana yang manusia maka dikatakan mesin komputer sudah cerdas; mesin telah lulus Tes Turing.

Meski visi Turing tentang AI belum tercapai, aspek AI semakin lama memasuki kehidupan sehari-hari kita.

Contohnya, sistem navigasi satelit mobil dan algoritma pencarian Google telah menggunakan AI. Produsen mobil sedang mengembangkan mobil yang bisa mengemudi sendiri dengan bantuan AI. Dan seterusnya.

Visi Alan Turing tentang artificial intelligence akan segera menjadi kenyataan.

Alan Turing lahir 23 Juni 1912 dan meninggal dunia tahun 1954, di usia 42 tahun.

Jasa Alan Turing setiap tahun diabadikan melalui Turing Award yang dipersembahkan oleh the Association for Computing Machinery (ACM) kepada ilmuwan yang telah berjasa besar bagi pengembangan ilmu komputer.

Tahun 2018 yang mendapat anugerah Turing Award adala Geoffrey Hinton, Joshua Bengio,Yann LeCun. Mereka sangat berjasa mempelopori pengembangan Deep Learning.

Referensi:
https://blogs.scientificamerican.com/guest-blog/how-alan-turing-invented-the-computer-age/

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Alan_Turing

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Turing_machine

Categories: Tags: ,

Leave a comment