Note [109] Kandungan debu nuklir pada madu

Selama ini telah dilakukan sekitar 500 kali percobaan peledakan bom nuklir oleh negara-negara adidaya dunia, antara lain Rusia, Prancis, dan AS.

Sekalipun percobaan bom nuklir oleh negara-negara tersebut telah dihentikan sejak tahun 1963 atas kesepakatan bersama, namun dampaknya terhadap kesehatan lingkungan hingga kini 60 tahun kemudian masih bisa dirasakan.

Debu nuklir (unsur radioaktif) dari percobaan bom nuklir yang dihasilkannya sampai sekarang masih bisa terdeksi di dalam madu yang diproduksi di Amerika Serikat.

Itu kesimpulan dari hasil penelitian terkini dari tim peneliti dari Geology Department dan University of Maryland.

Untuk penelitian tersebut, para peneliti mengumpulkan sampel madu dari lebih dari 100 sarang lebah dan sampel tanah dari 110 lokasi di seluruh Amerika Serikat bagian Timur.

Para ilmuwan menemukan peningkatan kadar cesium dalam sampel tanah dan madu. Cesium merupakan salah satu produk fisi (fision) yang paling lama bertahan dalam jumlah melimpah yang memiliki waktu paruh radioaktif 30.2 tahun.

Penelitian sebelumnya yang mengamati efek dari bencana nuklir Chernobyl telah mengidentifikasi peningkatan kadar cesium dalam madu dan serbuk sari di daratan Eropa. Kabar baiknya, menurut penelitian, sebagian besar madu ini mungkin saja masih dalam tingkat aman untuk dikonsumsi manusia.

Percobaan peledakan bom nuklir di AS sebagian besar dilakukan di Kepulauan Marshall dan barat daya Amerika. Debu nuklir berbahan radioaktif menyebar dan menetap di seluruh atmosfer bumi.

Daratan Amerika bagian Timur menerima dampak yang sangat tinggi dari percobaan bom nuklir di tahun 1950-an hingga 1960-an. Meskipun lokasi ini jauh dari lokasi uji coba bom nuklir, namun curah hujan yang tinggi di lokasi tersebut mengakibatkan kadar cesium yang turun di tanahnya berada dalam jumlah yang relatif lebih banyak dari lokasi lain.

Sebagian besar cesium akan menghilang dengan cepat, tetapi sesium yang meresap ke dalam tanah akan mudah diserap oleh tanaman karena struktur kimia cesium mirip dengan kalium yang dibutuhkan tanaman.

Kemiripan sifat kedua kimia ini membuat tim peneliti menduga kenapa tanaman menyerap cesium begitu banyak. Cesium ini akan sampai ke serbuk sari bunga dan diambil oleh lebah untuk diolah menjadi madu.

Meskipun madu ini mungkin masih aman untuk dikonsumsi manusia, namun unsur cesium yang ada di serbuk sari akan memberikan dampak buruk bagi lebah yang memproduksi madu itu dan bagi serangga lainnya.

Dalam lima tahun terakhir, semakin jelas bahwa lebah pun sebetulnya turut menderita pada tingkat dosis radiasi cesium yang sebelumnya masih dianggap aman.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sekalipun pada tingkat polusi cesium yang masih tergolong rendah, namun itu cukup mematikan berbagai jenis serangga yang turut menyebarkan serbuk sari dari satu tanaman ke tanaman yang lain.

Proses penyerbukan bunga tanaman oleh serangga selama ini berlangsung secara alamiah. Bila proses ini terganggu maka akan terganggu pula keseimbangan lingkungan.

Sebagian besar dunia telah berhenti meledakkan percobaan bom nuklir di atmosfer pada tahun 1963 ketika kekuatan nuklir dunia menandatangani perjanjian pelarangan uji coba bom nuklir yang bernama Partial Nuclear Test Ban Treaty.

Namun hampir 60 tahun kemudian, masih saja kita hidup menanggung konsekuensi yang ditimbulkan oleh ledakan percobaan bom nuklir tersebut.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications dengan judul makalah Bomb 137Cs in modern honey reveals a regional soil control on pollutant cycling by plants.

Referensi:
https://www.vice.com/en/article/5dbzan/american-honey-is-radioactive-from-decades-of-nuclear-bomb-testing

Categories: Tags: , ,

Leave a comment